Bukankah ada angin yang membawa rasa…
Dalam setiap bait-bait rinduku untukmu…
Bukankah ada rasa terbalut dalam cinta…
Dan membingkai rintihan disetiap doaku
Hanya untukmu…
Namun rindu tetaplah akan menjadi rindu…
yang membelenggu dalam cawan candu…
Senja ini ijinkan aku mengurai jalinan pekat rinduku untukmu…
Dalam rangkaian bulir-bulir dzikir tasbihku…
Semoga engkau baik-baik saja dipelosok sana…
Dan maafkan aku yang tak kuasa untuk bisa sekedar pulang….
Memelukmu, membaui aroma tua ditubuhmu…
Menggenapi segala rinduku…
Bersimpuh di kakimu, memohon segala khilafku…
Abah, hanya sepotong hati ini yang tahu betapa rindunya dia padamu,
Dan betapa dia tak kuasa selain mendengar sayup-sayup suaramu ..
Dan hanya dia dan Dia yang tahu alasan untuk tak segera bersua denganmu…
Walaupun pintaku hanya sederhana saja…
mencium takzim tanganmu yang penuh dengan azimahmu…
Abah sungguh maafkan aku….
Dalam setiap bait-bait rinduku untukmu…
Bukankah ada rasa terbalut dalam cinta…
Dan membingkai rintihan disetiap doaku
Hanya untukmu…
Namun rindu tetaplah akan menjadi rindu…
yang membelenggu dalam cawan candu…
Senja ini ijinkan aku mengurai jalinan pekat rinduku untukmu…
Dalam rangkaian bulir-bulir dzikir tasbihku…
Semoga engkau baik-baik saja dipelosok sana…
Dan maafkan aku yang tak kuasa untuk bisa sekedar pulang….
Memelukmu, membaui aroma tua ditubuhmu…
Menggenapi segala rinduku…
Bersimpuh di kakimu, memohon segala khilafku…
Abah, hanya sepotong hati ini yang tahu betapa rindunya dia padamu,
Dan betapa dia tak kuasa selain mendengar sayup-sayup suaramu ..
Dan hanya dia dan Dia yang tahu alasan untuk tak segera bersua denganmu…
Walaupun pintaku hanya sederhana saja…
mencium takzim tanganmu yang penuh dengan azimahmu…
Abah sungguh maafkan aku….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar